Haven't update my blog like ages... hi there!.. I did check your updates...(u know who..huhuhu).... lately I was working like crazy... too much work... too much responsibilities... felt like my brain going to explode but...hey nothing free in this world...
From the past few months... there're some unforgettable event happened in my life...
My close friend Akhlaken move to Malacca... no more giggling... laughing... silly joke... teh tarik time every weekend.... miss that but its okay... he move for good... I pray all the best for him...
in August, my childhood friend Alin aka Along aka Mak mok passed away... It was a shocked news... just 2 days after I met her... she just turn 29 on august 1st, then 4th of August she's gone... May Allah bless u my friend...
During Ramadhan... I was asigned to edit Merisik Khabar for Astro Prima.. It was challenging job... at the same time it was really bitter-sweet moment... Working from sahur to break fasting... the great things about it.. I never went through it alone as I used to be... I'm lucky I met them such a nice peoples around me... good team work...
During Merisik Khabar, I finally have my own place... my privacy... actual room for myself... I'm so excited...
Aidilfitri.... having a great time with family and friends.... but sadly I hadn't took any picture... none... but its okay.... I wont forget anything... every moments with them always captured in my heart.... cheesy... hehhehehe....


Memori semalam semakin kabur... samar dan mengelirukan... terlalu banyak peristiwa yg berlaku dalam hidupku... sehingga aku terlupa dimanakah kronologi pengembaraan ku bermula.... dalam waktuku mencari helaian diari yang hilang... aku temui sekeping nota yang masih terlipat rapi... tersimpan elok di kotak fikiranku...
Sudah menjadi kebiasaan aku akan membuang segala memori yang melukakan agar pantas ku pulihkan kedukaan dan kembali tersenyum... namun mungkinkah aku sengaja membiarkan nota itu terus berada disitu walaupun sudah sekian lama tidak menyentuhnya....
Aku memberanikan diri membuka lipatan naskah itu... Perenggan pertama membawa ku melayang ke zaman kanak-kanakku.... bagaikan layar besar terpampang di hadapan ku... aku melihat 3 anak kecil berlarian riang di permatang sawah... desir angin menyapu wajahku... terasa seolah-olah aku turut berada di situ... berdiri tidak jauh dari mereka memerhati ke langit biru... 3 layang-layang terbang beriringan... jelas terpancar kegembiraan 3 anak kecil itu memacu gelendong benang... Abang... aku dan Gami...
Mungkinkah disebabkan angin yang tiba-tiba bertiup kencang atau aku yang tak reti memacu layang-layangku hingga putus talinya... aku mengejar layang-layang ku yang semakin jauh di bawa angin... mengharungi denai... selut dan lumpur memperlahankan langkahku... aku hanya mampu melihat layang-layangku semakin menjauh dan hilang dari pandangan.... mungkin juga ini antara kekecewaan terawal pernah aku lalui...
Mungkin pada waktu itu aku tidak tahu mengapa tiba-tiba hatiku terasa bagai ditusuk, pedih yang datang entah dari mana. Marah pada angin yang rakus membawa jauh layang-layangku dan juga kegembiraanku.... atau aku marah pada diri kerana tidak mampu mengawal layang-layangku sendiri... ?
Sugul ku tak lama... petang itu juga aku mengayuh basikal ke kedai Ujang membeli layang-layang baru.... seperti biasa aku aku akan memilih layang-layang gambar Batman... mungkin sebab tu dia tak pandai terbang...
Dalam kehidupan ini ada ketikanya sesuatu berlaku di luar kemampuan kita... di luar kawalan pemikiran... Apa yang pasti jangan pernah berhenti menggembirakan diri... aku gembira kerana naskah ini masih kemas di ingatan ku... mengenangkan Aku versi kanak-kanak di mana kedukaan tidak lama membelengguku... aku akan mencari jalan mengembalikan senyuman yang hilang.... itulah diriku yang teramat kurindui.....

Tiba-tiba hati dicuit rasa sayu... alunan gesekkan biola itu bagai menceritakan kisah sedih dan kehilangan... benarlah instrumen ini mampu menyentuh emosi... jauh fikiran ku menerawang melepasi ruang sedar...
Kehilangan... perasaan itu sentiasa ada... biarpun masa berlalu... kerinduan itu kadangkala datang menyapa... saat aku menyendiri di kamar kesepian, ku intai di jendela kenangan yg memutarkan kembali rentetan perjalanan hidupku...

November 1996... aku baru selesai menjalani peperiksaan PMR... hatiku terpanggil-panggil untuk pulang... hidup diasrama... kurasakan bagai terkurung dlm penjara dan adakalanya aku rasa bagaikan berhibur di taman tema... keseronokan bersama teman-teman dan agenda nakal aku mengisi kebosanan... tapi hari itu aku nekad untuk pulang ke rumah... aku tak boleh tunggu 2 minggu lagi untuk semua pelajar dibenarkan pulang.
Siap berkemas, aku cuma menyumbat beberapa helai baju kedalam beg sandangku... aku buka dompetku... mane pergi duit rm20 lagi... yg ada tinggal rm2... tak lepas tambang... entah kenapa tak terlintas dihati aku untuk meminjam dari kawan-kawanku... Lagipun aku nak curi-curi keluar... aku tak mahu sesapa perasan ketiadaan aku.

Aku hanya mengenakan t-shirt, seluar trek serta kasut sukan, tidak seperti kebiasaan untuk pelajar asrama yang wajib mengenakan uniform apabila outing atau balik kampung... dah tentulah aku bukannya keluar secara sah, jadi tak perlulah nak patuh pada protokol-protokol yang bagiku perkara remeh.

Aku berjaya menyusup keluar dan menahan prebet sapu... untuk ke Pekan Kota sebelum menaiki bas veteran Southern... tolak tambang prebet sapu Rm 1... tinggal Rm 1... memang tak cukup... aku melihat konduktor bas menghampiri aku... " pergi mana?" tanya konduktor bas berbangsa India itu... "Kalau seringgit... dari sini sampai mana?"soal ku.. "Sampai Chembong..." jawab konduktor bas itu... aku terdiam sebentar... kalau sampai Chembong aku kena berjalan kaki sejauh 7 km... sebelum sampai ke rumah. "Chembong..." ujarku...

Loceng ditekan... bas berhenti betul-betul di depan Taman Seri Putri Chembong... dimana remaja perempuan bermasalah ditempatkan... aku tiada pilihan selain bersedia untuk menapak sejauh 7km... apabila melewati bangunan Taman Seri Putri yg di kelilingi pagar kawat setinggi 15kaki, aku sempat melempar pandangan kedalam jaring besi yang mengasingkan mereka dari dunia luar, kelihatan beberapa remaja perempuan sedang membersihkan longkang dengan hanya mengunakan berus sabut... aku telan liur... teringat ugutan guru disiplinku... jika aku terus-terusan melanggar peraturan sekolah dia tidak akan teragak-agak memindahkan aku ke pusat pemulihan akhlak ini... Menyedari aku yg asyik memerhatikan mereka... kumpulan remaja perempuan itu merenung kearahku dengan pandangan yang agak menakutkan... aku segera mempercepatkan langkahku.... perjalanan masih jauh...

Renik peluh membasahi tubuhku... sekali-sekala aku melihat-lihat kebelakang kalaulah ada sesiapa yang aku kenali melalui jalan ni bolehlah aku menumpang mereka... aku melintasi kawasan peternakan ayam tempat emakku bekerja... aku lihat jam di tangan menghampiri pukul 4 petang... aku harus sampai kerumah sebelum emakku pulang dari kerja... aku nak buat kejutan untuknya...

Aku berjaya sampai ke rumah dengan selamat... salam diberi... terdengar suara abang aku menyambut salam dari dalam rumah... dia muncul di depan pintu... memperlihatkan reaksi pelik... " Apasal kau basah lencun ni...?"soalnya... " berjalan memanglah berpeluh", balasku sambil menanggalkan kasut... "Kau balik pakai baju biasa je ke?.."soal abangku lagi... aku melangkah masuk kerumah tanpa memperdulikan soalannya... aku lantas kedapur... lega rasanya bila air sejuk membasahi kerongkongku...

Kring...kring... bunyi deringan loceng basikal... " mak dah balik ", getus ku... lalu berlari keluar dengan niat menyambut kepulangan mak... "Mak!!"aku menjerit riang.... mak agak terkejut melihat aku terpacul dimuka pintu... " Adik buat apa balik ni?... curi keluar ye?..", suara emak agak keras... tiba-tiba aku menjadi hiba... aku ingatkan mak gembira aku balik... nyata sekali sangkaan aku meleset... dia tak tahu ke aku rindukan dia... sebab itulah aku nekad untuk pulang... kecewa dengan reaksi mak aku terus mengunci diri di dalam bilik... masih terdengar emakku berleter diruang tamu... marah dengan tindakanku... Aku menekup mukaku ke bantal... hatiku terasa ditusuk-tusuk... marah dan sedih... air mata deras mengalir... aku tak pernah menangis bila dirotan guru.. didenda berdiri tengah panas... tetapi bila mak meninggikan suara ... memang sejak kecil aku biasa dimarahi mak dengan kenakalan aku... kedegilan aku... malah rotan yang asalnya sebesar ibu jariku hampir hancur lunyai membuktikan ketegasan mak... sayangnya abangku tak pernah merasa dirotan mak... sebab abang budak baik... anak yang mendengar kata... berbeza dengan aku yang selalu membuatkan mak naik hantu.

Malam berlabuh... terdengar ketukan pintu dari luar.." Adik makan!"jerit abang ... aku diam membisu... "Wei.. makanlah," jerit abangku lagi kali ni lebih lantang... " Biarkan jelah abang, kalau dia tak nak makan dialah yang lapar, tak boleh kena tegur... " emak mencelah dengan sinisnya membuatkan hatiku bertambah pedih... dan perut ku juga... mula mengeluarkan isyarat bunyi minta diisi... tambahan aku terbau sambal sardin kegemaranku... antara keegoan dan kelaparan... akhirnya aku mengalah...

Emak dan abang sedang enak menjamu selera... aku mengerling ke meja makan... (tak ade pinggan untuk aku... ?).. aku ke dapur mengambil pinggan... baru sahaja aku ingin menyertai mereka tetiba emak bersuara...." Tau pulak lapar... sape suruh makan ni!"terkejut dengan teguran mak, aku tak jadi melabuhkan punggungku ke kerusi. Abang juga agak terkejut dengan reaksi mak... abang lantas menyenduk nasi kepingganku... aku tengok muka mak serius... tak pernah mak bersikap macam ni... kalau pun dia tengah marah... dia tak pernah larang aku dari menjamah nasi... suasana menjadi dingin... aku tak terasa kelazatan lauk kegemaranku... Merajuk aku tak lama... mak sepatutnya dah masak dengan perangaiku... tapi sikap mak amat pelik malam ni, seolah-olah benci sangat melihat aku ada di rumah ni...

Malam tu aku tertidur dengan linangan air mata, kalaulah mak tahu pengorbanan aku untuk sampai kerumah hari ni... mungkin lebih baik dia tak tahu... kalau dia tahu aku jugak yang susah.

Keesokkan paginya, " Dik, bangun sarapan...", ... aku menggosok-gosokkan mata untuk memastikan yang mengejutkan aku adalah mak bukan abang aku yang cuba meniru gaya mak... Mak mengukir senyuman. Aku terus memeluk mak... " Adik mintak maaf mak... adik tak buat lagi".. tetiba aku emosi... " Jom...jom sarapan... mak nak pegi keje ni..."senang hati aku melihat mak tak marahkan aku lagi...

Selesai sarapan, mak bersiap untuk kerja... sebelum dia melangkah keluar rumah kami duduk di kusyen ruang tamu, mak mengusap bahuku... memandang tepat keanak mataku...
"Mak maafkan adik.. dari hujung rambut sampai hujung kaki... tak ade dosa adik dekat mak... sepertimana adik baru dilahirkan... umpama kain putih suci bersih, bila mak marah... tandanya mak sayang, mak sayang adik sama macam mak sayang abang tak ada beza,"nada suara mak kedengaran begitu sayu, hatiku terusik dan dalam masa yang sama hairan dengan tingkah emak yang luar dari kebiasaan, tak pernah emak mengungkap kata selembut itu, selalunya mak akan bersuara dengan tegas.
" minggu depan mak jemput adik balik ye, " mak membelai rambutku... mengucup mesra pipiku... aku termangu seketika... melihat mak mengorak langkah... aku bingkas bangun... "Mak..." aku melambaikan tangan kearah mak... mak berpaling... "Abang jaga adik tau..." ujar mak pada abangku... abangku mengangguk... Bayang mak semakin menghilang...
" Siap!... balik asrama hari ni... aku teman kau sampai pekan,"abangku tanpa was-was menepuk kuat belakangku..."Sakitlah ngok..."gerutuku... beza umur abang dengan aku cuma setahun tapi dia selalu berlagak macam 'big boss in charge' bila mak tak ada kat rumah... Itulah yang kadang-kadang buat aku menyampah sangat. Tapi gaduh adik beradik biasalah... kejap bertekak lepas tu sama-sama tengok cerita Gaban.

Kembali ke asrama, aku bernasib baik tak kantoi dengan warden. Tak sabar rasanya nak tunggu minggu depan... untuk pulang bercuti akhir tahun... lagipun mak dah janji nak jemput aku balik.

Minggu yang dinanti, melihat barisan yang panjang menunggu untuk menggunakan telefon awam di seti asrama, aku membatalkan hasrat untuk menelefon mak, tunggu petang sikitlah... aku cuma nak bagi tau mak jemput hari Rabu ni... mak pun dah maklum awal-awal lagi, saja aku nak dengar suara mak...

Aku membaringkan diri di katil. Budak-budak dorm aku sibuk beransur-ansur berkemas untuk pulang ke rumah masing-masing... teruja sangat diorang ni...getus hatiku... Indahnya dunia minggu ni tak de prep... peperiksaan akhir tahun pun dah habis... akhirnya aku terlelap... tidak lama kemudian aku dikejutkan dengan suara Cikgu Mahani yang sememangnya lantang, datang kutip duit kerepek yang dia suruh budak ni juallah tu... "Saya ni baru lepas tengok... orang kampung saya, janda anak dua,bla...bla..." suara cikgu Mahani benar-benar mengganggu ketenteraman petangku... entah apa bendalah yang digossipkannya tu...", aku terlelap lagi... lepas makan malamlah aku telefon mak... malas pulak nak bangun bila dah baring ni...
"Moon, ade orang nak jumpa," suara kakak senior memanggil namaku, aku yang masih terpisat-pisat bingkas bangun dari katil... aku berjalan ke korridor... dari jauh aku nampak kelibat yang amat aku kenali... aku mengukir senyuman lebar... "Gami!" jeritku... gembira melihat adik sepupuku. Wajah Gami nampak berlainan... dia tak membalas senyumanku... siapa lelaki dan makcik sebelah dia tu... tetiba satu perasaan menjalar disegenap tubuhku... langkahku semakin perlahan... aku tak pernah lihat wajah sugul Gami... kalau kami jumpa, maka gegak gempitalah kawasan sekeliling dengan derai tawa kami... tiba-tiba.."atuk, something happen?", atuk memang dah lama sakit.... mendekati usia 80 tahun... mungkin... aku cuba memadamkan tanggapan burukku... semakin aku menghampiri mereka... semakin laju degup jantungku... makcik disebelah Gami meluru kearahku... "Dik... mak kamu dah tak ada,"ujar Mak cik tu perlahan sambil mengurut bahuku... "Huh?" aku hampir dengar tak dengar apa yang makcik tu katakan. Aku tengok wajah Gami... ada air jernih tergenang di kelopak matanya... "Jom Dik kita balik," ujar makcik tu lagi. Tanpa sebarang kata aku melangkah balik ke dormku... lututku terasa longlai seluruh tubuhku menggigil.. nafas ku terasa begitu menyesakkan... mata ku pedih bagaikan menunggu masa memuntahkan air jernih panas... aku tak tau bagaimana untuk menggambarkan perasaan aku ketika itu... marah sedih... mak kata nak jemput aku... mak dah janji... kenapa diorang pulak yang datang menjemput aku...
Aku melangkah masuk ke dalam dorm ... seisi dorm yang tadinya bingit tiba-tiba sepi... terpinga melihatku... aku menuju ke lokar... perasaan ini semakin tak tertahan... dengan sekuat hati aku menghentakkan kedua tanganku ke lokar kayu itu... maka terhamburlah perasaan yang cuba ku tahan... aku tak sedar bila masa teman-teman mengerumuniku... merekalah yang menyiapkan beg pakaianku... pandanganku kabur...

Rupanya aku telah awal dikhabarkan berita pemergian ibuku.. bila cikgu Mahani sibuk bercerita tentang bagaimana dia baru sahaja melihat jenazah ibu tunggal anak dua yang juga orang kampungya dibawa ke pusat perubatan tempat suaminya bekerja... ibu tunggal tu meninggal di tempat kerja selepas kena serangan jantung... Tapi aku langsung tak memperdulikan ngomelan cikgu yang terkenal dengan mulut becoknya tu. Ye, cikgu Mahani orang kampung aku jugak, rumah orang tuanya tak jauh dari rumah atuk aku.

Aku tak tahu mak menghidap penyakit jantung... aku cuma tahu selama ini mak ada darah tinggi.. Itulah sebabnya dia cepat naik angin bila aku buat salah atau melawan cakapnya. Mak selalu kelihatan sihat, atau selama ini mak menyembunyikan rasa sakitnya di hadapan aku dan abang. Mungkin mak tak mahu kami risau. Pengorbanan mak yang memikul tanggung jawab sebagai ibu sekaligus ayah mencari rezeki membesarkan kami dua beradik,aku takkan pernah lupa, aku berangan-angan bila besar nanti aku akan membahagiakan mak, aku mahu membalas jasa mak... tapi mungkin impianku takkan kesampaian...

Setibanya diperkarangan rumah nenek ... aku melihat orang ramai berkumpul, di satu sudut aku terlihat sekumpulan pelajar beruniform sekolah... mungkin rakan sekolah abangku... tiba dimuka pintu... aku nampak atuk tengah duduk dikerusi menggenggam erat tongkat rotannya... dia memandangku sayu...aku melangkah keruang tamu... aku hampir rebah melihat sesusuk tubuh terbaring kaku dipembaringan... "Mak..." tubuh kaku itu ku hampiri...."Mak!"aku menjerit lantas memeluk tubuh kaku mak... Aku tak mampu mengawal perasaan... aku belum bersedia kehilangan kasih sayang seorang ibu... aku masih perlukan mak... memimpinku mengharungi kehidupan... bahuku disentuh, abang menarik ku kebelakang... "Adik... tak baik meratap... nanti roh mak terseksa..." ungkapan abang membuatkan aku tersedar... wajah abang tenang, air jernih yang tergenang di kelopak matanya... perlahan mengalir ke pipi... bahuku dirangkul erat... abang tahu.. diperlu lebih tabah... dia perlu kuat menghadapi dugaan ini... sebab diakan abang... mungkin dia sedar tanggung jawab yang tergalas dibahunya kini...
Jenazah mak akan dikebumikan esok sebelum zohor... malam itu aku tak lekang dari sisi mak... membacakan naskah al Quran... sesekali aku terhenti menahan sendu...

Aku ikut serta memandikan jenazah mak... perlahan kusiramkan air bercampur kapur barus dan limau purut keseluruh tubuh mak, aku mengusap lembut tubuh dingin mak.. inilah kali terakhir aku dapat menyentuhnya. Ibarat putaran roda, sewaktu kecil mak memandikanku, menyapukankan ku bedak, menyisir rambutku... bila mak nak pakaikan baju, aku akan segera melarikan diri, aku rimas berbaju... mak akan terjerit-jerit mengejarku... sayup-sayup terdengar suara mak memanggil namaku...

Mak siap dikhafankan... semua sanak saudara di panggil untuk memberi penghormatan terakhir sebelum kain putih itu menyelubungi wajah pucat mak... aku lihat abang mengucup dahi mak... abang kelihatan tenang sekali... aku pula cuba menahan air mata yang laju mengalir... aku perlu kuatkan semangat... tiba giliranku... aku menatap sepuasnya wajah mak..." Selamat jalan mak... semoga roh mak ditempatkan dikalangan orang yang beriman... ", dengan perlahan aku mengucup dahi mak...
Teman-teman rapatku setia menemaniku disisi, aku amat menghargai kesudian mereka datang menziarah...
Al- Fatihah!... Jenazah mak dibawa ke masjid berdekatan untuk disembahyangkan.

Aku mengiringi jenazah mak ke tanah perkuburan... selesai talkin dibacakan orang ramai beransur meninggalkan tanah perkuburan, tinggal aku dan abang yang masih berteleku disisi pusara merah mak... "Mak maafkan adik.. dari hujung rambut sampai hujung kaki... tak ade dosa adik dekat mak... sepertimana adik baru dilahirkan... umpama kain putih suci bersih, bila mak marah... tandanya mak sayang, mak sayang adik sama macam mak sayang abang tak ada beza," ungkapan itu terngiang-ngiang di telingaku... selama ini aku sering cemburu dengan abang, aku nampak mak selalu lebihkan abang. Bila mak menegur, aku selalu membangkang, sikap ku itu selalu buat mak hilang akal, berbirat tubuh aku dibersit rotan. Tapi aku nampak riak kesal diwajah mak setiap kali dia merotanku... aku tau dia tak pernah berniat menyakitiku...

Aku tahu kasih sayang mak tak berbelah bahagi, walaupun mak marah aku curi-curi keluar dari asrama dan balik kerumah, malam tu mak tetap masakkan sambal sardin kegemaranku... aku akan rindukan air tangan mak... aku akan rindukan leteran mak... aku akan rindukan belaian mak... aku kehilangan insan yang melahirkanku kedunia ini... insan yang sanggup berkorban apa saja demi aku dan abang... aku kehilangan tempat untuk mengadu...kasihmu tiada bandingannya... walaupun dilimpahi seluruh kekayaann didunia ini... takkan mampu mengisi kekosongan hati ini kerana kehilanganmu...

Aku bagaikan menonton layar filem yang memainkan kisah tersedih dalam hidupku... dan alunan biola itu menjadi muzik latarnya... setelah berbelas tahun kehilangan mak ... rinduku tak pernah terpadam...


Siapa pulak si Moon nih?... Bulan?... kenapa bulan?... entahlah maybe aku tak terfikir name yg cool... so gune jelah name panggilan aku mase budak2 dulu... some of my friends still panggil name tu lagi... aku ade banyak name panggilan... yg lain tuh sangatlah berat hati aku nak ketengahkan... hehhehe...
apsal lak aku tetibe nak berblog nih... member aku Diana(name sebenar) yg punye idea... die suruh aku menulis... hasilnye keluarlah sesi pengenalan skema aku nih... dah dekat sebulan aku create account nih... baru nih nak post something...sebenarnye aku takde idea nak tulis ape... nak cerite pasal diri sendiri segan and aku rase takde mende yg menarik sgt pon pasal aku... org kate blog tempat meluahkan perasaan... aku plak jenis org yg suke pendam sampai lebam... so ape kejadahnye plak aku nak berblog2 nih... simple answer... why not?... mane tau bile dah start menulis aku tak tau nak berhenti pulak...huhuhu....
Teringat mase sekolah dulu aku memang suke menulis... org gi prep study aku menulis cerite... aku duk hostel dari form 1 sampai form 4... 4 tahun makan nasi kawah... ikan jaket masak 3 rase (u wish...).. hahahaha... so kalau dulu aku boleh menulis cerita beratus muka surat... kenape sekarang nak mengarang satu perenggan pon susah... jawabannya aku terpaksa cari balik kepingan-kepingan diri aku yg hilang... mungkin juga ia tak pernah hilang cuma tersembunyi...
So inilah pengembaraan si Moon... menjejak kembali sesuatu yg amat berharga dalam hidupnya... dan mungkin dalam pencarian ini dia akan menemui sesuatu yg baru... siapa tahu... esok adalah misteri... semalam adalah kenangan... hari ini hanya permulaan....

About this blog

Jom Shout!


ShoutMix chat widget

Labels

Followers